Keindahan Jonggol

Jonggol, hampir semua orang tahu kata jonggol yang sering di ucapkan disalah satu sinetron televisi. Jonggol terletak di pulau jawa tak jauh dari jakarta, jarak tempuhnya kurang lebih 2-3 jam menggunakan sepeda motor dengan kecepatan 50 km/jam (santai).
Ketika anda memasuki jonggol kesan pertama adalah gersang. Tak heran karena di jonggol banyak truk pengangkut pasir yang mondar-mandir disepanjang jalan jonggol. Tetapi dibalik itu semua, jonggol mempunyai tempat yang indah. Ya gunung batu biasa orang menyebutnya.
Saat ini gunung batu tengah ramai diperbincangkan oleh kalangan backpacker/pendaki yang tak mempunyai banyak waktu untuk melepaskan penat.

image
Pemandangan dari puncak gunung batu

Dengan jarak tempuh 2-3 jam, para penikmat keindahan alam asal jakarta dan sekitarnya bisa melihat keindahan tersebut tanpa mengambil cuti kerja. Gunung batu ini bisa dibilang juga bukit batu, karena disini tak ada kawah seperti di gunung pada umumnya.
Waktu yang ditempuh menuju puncak gunung batu sekitar 1 jam, jika memiliki stamina dan fisik yang kuat waktu yang dibutuhkan mungkin sekitar 30-45 menit. Kondisi trek berupa tanah dan bebatuan. Saya menyarankan jika hujan sebaiknya jangan, karena trek akan licin dan sisi kanan kirinya adalah jurang. Tapi jika yakin tak masalah anda menuju puncak tersebut.

image

Di puncak, kita bisa melihan gunung/bukit lainnya yang berdiri tegak. Kita disuguhkan pemandangan yang indah dan menenangkan hati. Keindahan tersebut membuat kita lupa akan perjalanan menuju ke gunung batu tersebut. Inilah keindahan yang bisa dilihat dari puncak gunung batu.

image
Sunrise

image

Catatan: hati-hati ketika dipuncak, karena jalannya hanya satu jalur (sekitar 1 meter lebarnya) dan sisi kanan kirinya adalah jurang, tidak disarankan untuk bercanda yang berlebihan.

Sekian cerita dari saya, mohon maaf apabila banyak kekurangan.

Hujan dan Macetnya Ibukota

Jakarta, adalah pusat pemerintahan negara Indonesia. Kota yang pembangunannya termasuk yang tercepat di Indonesia. Di Jakarta nyaris tak ada ruang kosong, semua lahan telah terisi oleh bangunan-bangunan yang megah. Gedung perkantoran yang menjulang tinggi, mall, hingga supermarket dapat di temukan di Jakarta dengan mudahnya. Di balik pembangunan tersebut, ada satu hal yang mereka abaikan yaitu Sistem drainase. Bisa kita lihat ketika hujan melanda jakarta selama 1-2 jam tanpa berhenti, di jalanan hanya terlihat air dan hanya sedikit nampak aspal dari jalan tersebut. Ya, itu akibat dari sistem drainase yang buruk dan pengalihan fungsi yang menjidikan gorong-gorong sebagai tempat sampah terdekat. Tingkat kesadaran masyarakat yang minim menyebabkan genangan tersebut terjadi dan ketika mereka merasakannya, mereka hanya menunjuk ataupun saling tunjuk menyalahkan orang lain.
Hujan bagi masyarakat Jakarta adalah sebuah kutukan bagi mereka, karena setelah hujan mereka akan berdiam diri menikmati penuhnya sesaknya kendaraan di jalanan Ibukota. Kendaraan bermotor yang tak bergerak selama 30 menit dan bergerak hanya sejauh 1-5 meter saja merupakan suatu ironi untuk kita semua. Hujan dan macet telah menjadi satu kesatuan dimana waktu istirahat berkurang. Hujan adalah Macet, itulah kata yang terucap oleh mereka.
Genangan air tersebut terjadi dari kita, oleh kita, dan untuk kita juga karena telah seenaknya mengubah fungsi saluran air/resapan. Maka dari itu kita tingkatkanlah kesadaran akan membuang sampah pada tempatnya, membuat sistem drainase yang baik dan gunakan kendaraan umum. Pemerintah tak akan berhasil mengatasi permasalahan ini tanpa dukungan dari kita juga.

Cintailah dirimu dan alammu, dan jagalah kelestariannya.